Bogor, 3 Mei 2025 – Di balik popularitas
kuliner dan pariwisata Kota Bogor, tersimpan potensi besar yang tengah digarap
secara serius yaitu kelapa kopyor. Dengan karakteristik unik dan nilai jual
tinggi, kelapa kopyor kini digadang-gadang menjadi komoditas unggulan yang mampu
mendorong pertumbuhan ekonomi lokal, bahkan membuka peluang ekspor. Semangat
inilah yang mewarnai gelaran Sosialisasi
Budidaya dan Pengembangan Usaha Kelapa Kopyor, sebuah inisiatif
kolaboratif yang diselenggarakan oleh PT Riset Perkebunan Nusantara (RPN)
bersama Kementerian Luar Negeri RI, Pemerintah Kota Bogor, serta sejumlah
pemangku kepentingan lainnya, termasuk mitra internasional seperti PUM
Netherlands.
Bertempat di Kopyor
Bogor, sebuah lokasi yang juga menjadi simbol hilirisasi
inovasi berbasis komoditas, lebih dari 40 peserta dari berbagai latar belakang;
kelompok tani, UMKM, instansi pemerintah, dan komunitas riset berkumpul untuk
membahas masa depan kelapa kopyor. Tak sekadar diskusi teknis, acara ini
menjadi ruang dialog terbuka tentang bagaimana mengintegrasikan riset,
teknologi, dan kemitraan lintas sektor demi menjawab tantangan rendahnya
produktivitas kelapa nasional dan terbatasnya pasokan kopyor berkualitas.
Direktur PT RPN, Dr. Iman Yani Harahap dalam sambutannya
menyampaikan bahwa kelapa kopyor merupakan salah satu fokus riset unggulan PT
RPN saat ini. Ia menjelaskan bahwa pihaknya telah menggunakan teknologi Culture Embrio guna memastikan hasil
bibit kelapa kopyor 100% murni. “Keterbatasan pasokan kelapa mendorong
kesadaran akan pentingnya revitalisasi, terutama pada kelapa kopyor yang
memiliki nilai tinggi di industri minuman. Meski beberapa lembaga telah
mengembangkan, produksinya masih belum mencukupi. PT RPN kini fokus pada
pengembangan bibit unggul melalui kultur embrio untuk memastikan keaslian
kopyor. Kami berharap upaya ini membuka peluang kolaborasi dan menjadikan Kota
Bogor sebagai sentra kelapa kopyor nasional,” tegasnya. Ia juga
menyampaikan pentingnya aksi nyata dalam penanaman dan pengembangan kelapa,
terutama untuk mendukung ketahanan dan keberlanjutan pasokan nasional.
Antusiasme yang sama juga datang dari perwakilan Kementerian
Luar Negeri RI, Dubes Nur
Syahrir Rahardjo menambahkan bahwa kegiatan ini merupakan
bagian dari upaya memperkuat ekosistem kelapa kopyor sebagai komoditas unggulan
Kota Bogor. “Kami dari Kemenlu mendorong adanya kolaborasi internasional
untuk mendukung aspek teknis dan pengembangan. Kemenlu siap memfasilitasi
tindak lanjut kerja sama ini”, ujarnya penuh semangat.
Sementara itu, Pemerintah Kota Bogor, melalui pernyataan Wina, Sekretaris
Ketahanan Pangan turut menyampaikan optimismenya. Ia menyoroti fakta bahwa
meskipun Bogor merupakan kota dengan karakter urban, masih terdapat lahan
pertanian yang bisa dioptimalkan untuk budidaya kopyor. “Dengan potensi kunjungan wisatawan yang
mencapai 6,3 juta per tahun, kebutuhan akan produk makanan dan minuman terus
meningkat. Ini peluang besar untuk mendorong kopyor sebagai ikon baru Bogor,”
ungkapnya.
Kegiatan ini mencakup sesi diskusi interaktif yang dipandu moderator dari Kemenlu, menghadirkan narasumber dari International Coconut Community (ICC), Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS), serta PUM Netherlands. Beberapa isu utama yang dibahas meliputi keterbatasan lahan, teknologi pembibitan, hingga peluang pengembangan produk olahan kelapa kopyor.

Harapannya, kegiatan ini tidak berhenti sebagai seremonial,
melainkan menjadi titik tolak dalam pengembangan kelapa kopyor sebagai
komoditas unggulan yang dapat menggerakkan ekonomi lokal serta menarik kerja
sama berskala global. PT RPN dan seluruh mitra berkomitmen untuk terus
mendorong inovasi, kolaborasi, dan keberlanjutan dalam sektor perkebunan
nasional.
---
Keterangan
Lebih Lanjut:
Divisi Sekretariat Perusahaan
PT Riset Perkebunan Nusantara
Ponsel: 0811-1380-3523
Email: rpn@rpn.co.id