Komoditas Teh dan Kina merupakan komoditas perkebunan yang strategis bagi
perekonomian Indonesia hingga saat ini. Pada zaman kolonial kedua komoditas itu merupakan sumber pendapatan bagi
pemerintah Hindia Belanda. Indonesia pernah menjadi negara pengekspor teh dan
kina terbesar di dunia. Hampir 90% kebutuhan teh dan kina internasional dipasok
oleh negara yang terkenal dengan kebinekaannya itu. Walaupun demikian, saat ini
kinerja kedua komoditas
tersebut berangsur-angsur mengalami penurunan mulai dari luas areal produksinya sampai produktivitasnya. Bahkan
untuk komoditas kina saat ini kondisinya seperti dalam pribahasa “mati segan,
hidup tak mau”. Menurut Dr. Erwinsyah Kepala Pusat Penelitian Teh dan Kina
(PPTK), kondisi tersebutlah
yang melatar belakangi PPTK melaksanakan kegiatan National Tea and Chincona Sharing Knowledge. “Sebagai centre of exellence untuk komoditas teh
dan kina PPTK harus ambil bagian dalam membangkitkan kembali komoditas teh dan
kina di Indonesia”, Tutur Erwinsyah.
National Tea and Chincona
Sharing Knowledge
merupakan salah satu acara dari berbagai kegiatan peringatan Dies Natalis PPTK ke 48.
Kegiatan yang dihadiri lebih
dari 350 partisipan ini diaksanakan pada hari Rabu, 13 Januari 2021 secara daring dan diisiarkan langsung melalui channel youtube PPTK. “Dimasa pandemi yang
melanda saat ini kami, PPTK
berusaha untuk mempersembahkan suatu
kegiatan yang tidak bertentangan dengan protokol kesehatan, namun pesan yang
terkandung dalam kegiatan tersebut bisa tersampaikan kepada peserta”, tutur
Kralawi Sita, SP., M.Sc.
Ketua Pelaksana Kegiatan Dies Natalis PPTK ke 48. National Tea and Chincona Sharing Knowledge merupakan penutup dari
rangkaian kegiatan Dies Natalis PPTK ke 48 yang telah dilaksanakan mulai
tanggal 7 Desember 2020.
Narasumber yang hadir dalam kegiatan National
Tea and Chincona Sharing Knowledge yaitu: 1) Ir. Hendi Jatnika, MM., Kepala
Dinas Perkebunan Jawa Barat; 2) Dian Hadiana Arief, SEVP Operasional 1 PT.
Perkebunan Nusantara VIII; 3) Ida Rahmi Kurniasih, Direktur Utama PT. Sinkona
Indonesia Lestari; dan 4) Prof. Diah Ratnadewi, Guru Besar Departemen Biologi
IPB. Diskusi yang berlangsung sekitar tiga jam itu dimoderatori oleh Kepala
Pusat Penelitian Teh dan Kina, Dr. Erwinsyah. Ir. Hendi Jatnika dalam
paparannya menyampaikan bahwa perlu adanya dukungan kebijakan pemerintah dan seluruh stakeholder pelaku
teh untuk pengembangan perkebunan teh
berupa stimulasi peningkatan produktivitas, kualitas teh, promosi serta
penguatan pasar teh. Sementara itu
Dian Hadiana Arief menyampaikan bahwa perlunya program perbaikan kualitas dan kuantitas perkebuan teh PTPN
VIII melalui reformulasi atau sinergi antara perkebunan negara, perkebunan swasta dan
perkebunan rakyat yang
dijembatani oleh PPTK serta pemerintah. Berbeda dengan Hendi Jatnika dan Dian Hadiana yang menitik beratkan pada
komoditas kina, Ida Rahmi Kurniasih memberikan materi tentang komoditas kina.
Dalam paparannya Ida menyampaikan bahwa prospek pasar kina sangat
terbuka luas, melihat market share
dari produk kina masih dapat terserap dari industri baverage sebesar 65%,
farmasi 30%, dan kimia 5%. “Hal itu perlu dijadikan semangat untuk
mengembangkan industri dan perkebunan kina ke depan, agar Indonesia terbebas
dari ketergantungan impor kulit kina kering terutama dari Kongo sebesar
90%", tutur Ida. Sejalan dengan pemaparan Ida Rahmi
Kurniasih, Prof. Prof. Diah Ratnadewi menyampaikan potensi dari komoditas kina sebagai
kandidat obat berkhasiat yang mampu menghambat replikasi virus. “Untuk itu perlu pelestarian dan
penguatan industri kina Indonesia melalui kolaborasi dan kerjasama antara PTPN,
Pemerintah, Industri pengolahan serta lembaga riset maupun akademis agar komoditas kina kembali bangkit dan
memberikan manfaat bagi masyarakat.
Diakhir kegiatan Dr. Erwinsyah selaku moderator menyampaikan bahwa National Tea and Chincona Sharing Knowledge
perlu ditindaklanjuti dengan menghadirkan berbagai pihak untuk merumuskan langkah strategis sebagai masukan
kepada pemerintah dalam menyusun kebijakan nasional. Kebijakan yang diharapkan
adalah kembali memprioritaskan komoditas teh dan kina untuk mendorong industri
kedua komoditas itu tetap bertahan dimasa pandemi dan berperan penting dalam
membantu bangsa Indonesia agar segera terbebas dari Pandemi Covid-19. Sebagai penerima mandat untuk melaksanakan
kegiatan penelitian komoditi teh dan kina, PPTK siap
bersinergi bersama para stakeholder teh dan kina lainnya dalam upaya
membangkitkan kembali industri teh dan kina nasional. Seiring doa dan harapan
agar PPTK selalu menjadi sebuah Pelita Untuk Negeri.
Narasumber:
1. Kepala Pusat Penelitian Teh
dan Kina : Dr. Erwinsyah
2. Ketua Pelaksana Dies Natalis
PPTK ke-48: Kralawi Sita, S.P., M.Sc.
