Teh adalah minuman yang
sangat akrab dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia. Aroma dan
rasanya yang khas disukai banyak orang sebagi teman setia di pagi atau sore hari
sambil menikmati kudapan. Kebiasaan minum teh menjadi budaya turun-temurun di
masyarakat Indonesia tanpa memandang usia. Walaupun demikian teh belum
sepopuler kopi yang saat ini tengah menjamur dikalangan milenial. Menurut Dr.
Erwinsyah, Kepala Pusat Penelitian Teh dan Kina (PPTK), hal tersebut
dikarenakan kurangnya edukasi kepada masyarakat tentang minum teh baik itu
jenis-jenis teh sampai dengan metode-metode penyeduahan teh.
Dalam rangka Dies Natalis PPTK ke 48, PPTK megadakan
sebuah kompetisi bertajuk Tea Educator
Competition yang disingkat menjadi “Teco”.
Muthia Syafika Haq, SP. selaku penanggung jawab kegiatan Teco menjelaskan bahwa
kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan animo masyaratakat terhadap
kecintaannya kepada teh melalui edukasi, selain itu
kedepan diharapkan popularitas teh juga mampu menyaingi kopi seiring dengan banyaknya
agen-agen educator dan terbukanya informasi yang diberikan secara luas terhadap
masyarakat. Kompetisi para educator teh ini terbagi menjadi dua kategori yaitu kategori independent dan local brand. Kompetisi yang berlangsung dari tanggal 7 Desember 2020
sampai dengan 10 Januari 2021 memperebutkan piala bergilir Gubernur Jawa Barat.
melalui beberapa tahapan
yaitu babak penyisihan dan babak final. Total peserta yang mengikuti kompetisi ini
adalah 20 peserta dengan rincian independent
sebanyak 13 orang, dan local brand
sebanyak 7 peserta yang tersebar dibeberapa wilayah di Indonesia.
Kompetisi berlangsung secara virtual dimana pada babak penyisihan peserta diberikan sejumlah produk
teh untuk selanjutnya peserta diwajibkan
membuat video edukasi berdurasi 3 menit yang
menjelaskan salah satu atau lebih mengenai
teh tersebut yang tema edukasinya ditentukan oleh
para peseta masing-masing. Pada babak penyisihan
peserta dinilai oleh para peneliti PPTK sebagai
juri dengan kriteria penilaian Materi yang disampaikan yang terdiri dari (a)
Ketepatan informasi ; (b) kelengkapan materi ; (c) korelasi penjelasan dengan
tema serta; Performa yang terdiri dari (a)
Cara penyampaian dan (b) Kreativitas video. Pada babak penyisihan peserta dari independent
dan local brand masing-masing memperebutkan
lima tiket menuju babak final. Pelaksanaan kompetisi dibabak final sedikit
berbeda dengan babak penyisihan dimana pada babak final peserta diwajibkan membuat
video edukasi berdurasi maksimal 10 menit yang lebih memperdalam materi
edukasinya dan selanjutnya mengikuti
tahap interview di hadapan juri melalui media zoom meeting. Pada babak final juri yang
menilai para tea educator ini adalah
para ahli dalam dunia teh. Juri-juri tersebut antaralain: 1) Dr. Dadan
Rohdiana, salah satu peneliti senior di Pusat Penlitian Teh Dan Kina; 2) Ratna
Somantri, tea expert; dan 3) Othniel
Giovanni, Independent International Tea Tester and Reviewer.
Babak final teco berlangsung pada tanggal 8 Januari
2021 peserta yang lolos kebabak final yaitu: 1) Bambang Laresolo dengan 2 nomer
peserta dengan tema edukasi yang
berbeda 3) Tedi Herdiana ; 4) Rizkia Meutia Putri ; dan 5) Asrinita
Fortuna untuk kategori independent, sedangkan untuk kategori
local brand peserta yang lolos antara lain: 1) Best
Supply Bali ; 2) Tealosofi
Tea ; 3) Seduh coffee tea herbal ; 4) Teapotto ; dan 5) Teabumi. Ketiga juri pada babak
final menilai para tea educator lebih
dalam mengenai pemahaman materi yang disampaikan pada video edukasinya di babak
final berdasarkan kriteria poin yang
ditentukan . Hasil penilaian juri memutuskan bahwa pada
kategori independent, Bambang
Laresolo sebagai second
runner up, Rizkia Meutia Putri sebagai first
runner up, dan Tedi Herdiana sebagai champion. Sementara itu untuk katagori local brand juri memutuskan Teapotto sebagai second
runner up, Tealosofi tea sebagai first
runner up, dan Teabumi sebagai champion. Para pemenang diumumkan secara
resmi pada acara puncak peringatan Dies Natalis PPTK ke 48 pada tanggal 10
Januari 2021.
Kegitan Teco yang telah dilaksanakan diharapkan
menjadi wahana edukasi kepada masyarakat tentang ragam teh Indonesia dan
teknik-teknik penyeduhan yang bisa meningkatkan citarasa teh. Lebih lanjut
Kralawi Sita, SP., MSc. selaku Ketua Pelaksana Dies Natalis PPTK ke 48
menjelaskan bahwa dalam membangun komoditas teh perlu ada edukasi ke
masyarakat. Semakin banyak orang yang
terbuka pada informasi dan mau mencoba teh yang berkualitas akan membantu
menghidupkan kembali teh yang mulai meredup. “Oleh karena itu kami (PPTK) akan
berupaya agar kompetisi Teco akan terus berlanjut ditahun-tahun mendatang untuk
mempopulerkan teh kepada masyarakat”, tutur Sita.
Narasumber:
1.
Kepala Pusat Penelitian
Teh dan Kina : Dr. Erwinsyah
2.
Ketua Pelaksana Dies
Natalis PPTK ke-48: Kralawi Sita, S.P., M.Sc.
3.
Penanggung Tea Educator Competition: Muthia Syafika
Haq, SP.
