Pusat Penelitian Teh dan Kina (PPTK) merupakan lembaga research dan profit center yang bergerak pada komoditas teh dan kina. Dalam dinamika perjalanan bisnisnya, aspek pemasaran masih menjadi tantangan bisnis sampai saat ini. Philip Kotler and Kevin Lane Keller (2007) mendefinisikan pemasaran sebagai proses perencanaan dan pelaksanaan konsepsi, penetapan harga, promosi, dan distribusi gagasan, barang, dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memuaskan tujuan individu dan organisasi.
Untuk menunjang suksesnya kegiatan pemasaran berbagai produk teh yang dihasilkan oleh PPTK dapat dilihat dari saluran distribusi pemasaran produknya (place marketing strategic). Saluran distribusi adalah sekelompok perusahaan dan perorangan yang memiliki hak pemilikan atas produk, atau membantu memindahkan hak pemilik produk atau jasa ketika dipindahkan dari produsen ke konsumen (Philip Kotler dalam Herujuti Purwoko, 1991). Sebagian besar produk teh PPTK baik teh hitam, teh hijau, dan teh putih masih dijual secara tidak langsung melalui word of mouth (WOM) dan offline marketing ke konsumen. Secara spesifik, rantai pemasaran produk teh yang dilakukan di PPTK Gambung terbagi menjadi 3 (tiga) saluran distribusi (Banu Swastha dan Ibnu Sukotjo, 2002) yaitu 1) Saluran pemasaran tidak langsung melalui distributor yang sebagian besar merupakan pedagang kecil dan menengah (pengecer/retailer); 2) Saluran pemasaran secara langsung ke konsumen; dan 3) Saluran distribusi kerja sama dengan perusahaan besar swasta (PT. Kabepe Chakra) yang merupakan pedagang besar untuk teh.
Gambar 1. Rantai pemasaran produk teh PPTK
(Sumber: Analisis Data Primer Bagian Pemasaran PPTK, 2018)
Secara umum, selain saluran distribusi kerja sama dengan PT. Kabepe Chakra, proses pemesanan dan pengeluaran barang dari aktivitas penjualan berbagai produk teh yang dihasilkan PPTK dilakukan melalui via order. Pada awalnya dilakukan dengan menerima pesanan (PO) dari konsumen. Setelah pemesanan dilakukan, maka bagian bidang produksi akan memenuhi permintaan pemesanan. Jika pada bagian gudang masih tersedia stok produk, maka produk yang tersedialah yang di berikan kepada konsumen. Kemudian, setelah pihak konsumen mengkonfirmasi pemesanan, maka konsumen (customer) akan melakukan pembayaran sesuai dengan pemesanan. Pembayaran tersebut, bisa berupa tunai ataupun transfer. Setelah proses pembayaran selesai barulah pesanan dikirim ke konsumen dengan menggunakan jasa pengiriman terdekat. Untuk lebih jelasnya proses pemesanan dan pengeluaran produk teh PPTK disajikan pada Gambar 2. berikut ini.
Gambar 2. Proses pemesanan dan pengeluaran produk teh PPTK
(Sumber: Analisis Data Primer Bagian Pemasaran PPTK, 2018)
Mengingat perkembangan sistem pemasaran modern yang begitu pesat dan persaingan pasar yang sangat kompetitif saat ini, sudah saatnya PPTK perlu memperluas jaringan rantai pemasaran produk teh-nya agar dapat berjalan lebih efektif, efisien dan memberikan peningkatan nilai tambah antar mata rantai pemasaran produk teh PPTK. Pemanfaatan dan pengintegrasian strategi pemasaran place-promotion melalui media online marketing atau digital marketing (seperti: media sosial, online shopping, e-commerce) sudah menjadi urgensi penerapan sistem pemasaran modern di disruptive era (Kirtis dan Karahan, 2011; Gandhi, et al., 2014; Rodrigues, 2014; Mujayana, et al., 2015) yang penting untuk dilirik oleh PPTK kedepannya. Namun demikian, PPTK perlu tetap mempertahankan dan meningkatkan pelayanan pemasaran melalui word of mouth (WOM) dan offline marketing (seperti: publikasi di TV, suratkabar, brosur dan poster) yang telah terbentuk dan terpelihara social capital-nya (Chi, 2011; Levy dan Gvili, 2015) sampai saat ini, seperti kepercayaan (trustworthy), norma (norms), dan jaringan (network). Social capital yang telah terpelihara baik dengan para konsumen dan customer dapat menjadi modal social marketing melalui strategi online/digital marketing untuk semakin memperluas jaringan rantai pemasaran dan meningkatkan nilai tambah antar rantai pemasaran produk teh PPTK kedepannya yang kemudian dapat berkontribusi dalam keberlanjutan fungsi bisnis PPTK sebagai profit center.
Disusun oleh :
Muhammad Nuriman (Mahasiswa Universitas Jambi)
Kralawi Sita, SP., MSc. (Peneliti Sosial Ekonomi, Pusat Penelitian Teh dan Kina)
Daftar Pustaka